Selasa, 17 Desember 2013

Rahasia Kebahagiaan ala Suku Pedalaman Amazon Piraha

Suhu Piraha di atas kano. Jarak kota terdekat adalah empat hari berperahu
Pada tahun 1977, Daniel Everett, seorang misionaris juga ahli bahasa, datang ke pedalaman Amazon untuk hidup bersama suku Piraha. Dia datang untuk mengonversi mereka, namun merekalah yang mengonversi hidupnya. Dia sebenarnya datang untuk tinggal bersama "orang-orang yang berjalan tegak" (begitu mereka menjuluki dirinya) sebagai penerjemah Bible untuk organisasi misionaris Wycliffe, namun beberapa tahun setelah kedatangannya, hidupnya berubah: melalui pemahamannya mengenai budaya mereka dan bahasanya yang unik, dia mengatakan bahwa dia menemukan nilai-nilai kehidupan baru, dan meninggalkan kepercayaanya, "misi"-nya, dan kehidupan lamanya.
Everett kini menjadi profesor sosiologi di Universitas Bentley di Waltham, di pinggir Boston, di mana ia telah mencurahkan dirinya untuk mempelajari bahasa Piraha pada 20 tahun belakangan. Beliau menceritakan pengalamannya yang luar biasa pada bukunya yang terbit pada tahun 2008, Don't Sleep, There are Snakes: Life and Language in the Amazonian Jungle. Pengalamannya ini kini telah digambarkan dalam sebuah dokumenter, The Grammar of Happiness, yang mempertunjukkan bagaimana suku Piraha dapat berkomunikasi dengan caranya yang khas, yang melibatkan unsur bernyanyi, bergumam, dan bersiul. Dan dalam melakukan sesuatu, mereka tampak menikmati kegiatan mereka secara penuh, tidak peduli dengan apa yang telah terjadi kemarin atau apa yang mungkin terjadi keesokan harinya. Everett mengatakan, mereka tidak mempunyai kata-kata untuk menggambarkan warna atau bilangan, dan mereka juga tampak tidak mempunyai memori, seni, atau bahkan cerita dari nenek moyangnya. Mereka menghindari ingatan masa lalu dan menjalani tiap harinya tanpa prasangka apapun. Beliu mengatakan, sebagai hasilnya, mereka sangat bahagia.



Apa tujuan Anda sebenarnya, untuk mengunjungi suku Piraha? Mengapa Anda memilih mereka di antara suku-suku Amazon yang lain?
Saya datang sebagai seorang misionaris untuk menerjemahkan Bible ke dalam bahasa mereka; saya datang dari organisasi misionaris Wycliffe yang mengutus saya kepada mereka. Misionaris yang lain telah mencoba memahami bahasa yang mereka tuturkan, namun hasilnya tidak begitu baik. Saya diminta untuk mengikuti kelas linguistik, sebagaimana saya juga melakukan penelitian lapangan, untuk melakukan penerjemahan Bible. Wycliffe menyampaikan misinya dengan cara menerjemahkan Bible ke dalam bahasa suku pribumi, dengan harapan mereka dapat memahaminya. Mereka telah menerjemahkan beberapa Perjanjian Baru ke dalam bahasa-bahasa pribumi di seluruh dunia.

Apakah Anda mengetahui banyak tentang suku-suku lain sebelum mengunjungi suku Piraha?
Saya pernah berkirim surat kepada suku Indian Barona di San Diego,ketika saya sedang kuliah di California Selatan. Saya mempunyai sedikit teman dari suku asli di sekolah, namun aya tidak mempunyai banyak pengetahuan (tentang suku-suku asli). Kemudian, (setelah kuliah) saya tinggal di Chiapas, Meksiko bersama suku Tzeltales.

Di mana suku Piraha tinggal dan berapa banyak mereka sekarang?
Sensus terbaru menunjukkan angka 700 jiwa. Bergantung pada apakah iini musim hujan atau kemarau, komunitas mereka bervariasi: keluarga besar tinggal terpisah di desa-desa. Di komunitas saya, terdapat 20 orang pada musim hijan, dan 80 orang pada msim kemarau. Mereka mengarungi sungai Maici dari hulu ke hilir dengan kano, bahkan mereka tinggal hingga 10 hari di kano. Mereka berkano hingga empat hari dari Porto Velho, Brazil ke tempat tinggal mereka. Cerita pertama dari seorang misionaris Portugis, yang menyebutkan suku mereka berasal dari tahun 1784. Mereka merupakan bagian dari suku bangsa yang lebih besar di luar Peru yang bernama Mura pada masa Kekaisaran Inca. Mungkin seku ini pertama kali datang ke tempat ini pada abad ke-16.

Bagaimana mereka menyambut Anda?
Sangat positif, hubungan dengan mereka cukup baik dari hari pertama. Namun, misi saya untuk turut mencampuri kehidupan mereka menimbulkan konflik beberapa kali. Suku Piraha marah setiap kali saya ikut campur, (seperti) ketika pedagang dari Brazil yang mendatangi mereka untuk mendapatkan kacang brazil dan karet memberi mereka wiski. Namun, akhirnya saya bisa tidak turut campur, dan semua berjalan lancar.

Berapa lama Anda tinggal bersama mereka sampai Anda dianggap sebagai bagian dari mereka?
Tidak ada sistem semacam itu, namun mereka menganggap saya sebagai orang yang dapat berbahasa Piraha, itu memerlukan waktu tiga tahun. Anda harus berbicara dalam bahasa mereka agar dapat diakui. Mereka menganggap saya "kakak", suatu julukan yang tidak biasa diperuntukkan untuk orang asing.

Apakah Anda belajar pada orang tertentu?
Ya, dengan Bernardo, "Kohoi" di Piraha. Ia telah mengajari misionaris sebelum saya. Ketika saya datang, dia mengatakan bahwa dia bersedia mengajari saya. Dia sangat sabar, dan mengajari saya perbedaan yang tidak terpikirkan oleh saya.

Anda belajar dengan cara mengulangi kata untuk setiap benda. Apakah Anda juga menulis?
Ya, saya akan menuliskan setiap kata pada kartu kecil, dan berlatih setiap hari. Mereka banyak membantu saya, namun butuh waktu lama sebelum saya mengetahui bahwa mereka tidak memiliki warna dan tidak mengenal angka, dan inilah yang unik: tidak ada kelompok di dunia ini yang tidak mengenal angka. Tidak ada kata untuk warna, beberapa bahasa juga hanya mempunyai sedikit kata untuk warna. Cara mereka menggumamkan bahasanya, cara mereka menyusun kata-kata, nada dan sistem bunyi bahasa mereka juga unik: dari awal, saya dapat mengatakan bahwa bahasa mereka tidak seperti bahasa-bahasa lain. bahasa mereka bergantung pada nada suara (tonal). Apabila Anda tidak dapat mendengar nadanya, Anda tidak dapat berkomunikasi. Dan mereka hanya menggunakan waktu sekarang.

Apa yang memengaruhi cara mereka hidup?
Filosofi mereka memengaruhi bagaimana mereka bertindak: prioritas mereka adalah apa yang mereka alami sekarang.

Filosofi apa dari suku Piraha yang membuat Anda meninggalkan kepercayaan Anda? Kapan perubahan itu terjadi?
Hal tersebut terjadi pada saya dengan cepat sekali. Pergi ke sana sebagai misionaris, saya pikir mereka membutuhkan pesan dari saya. Namun mereka mempunyai pandangan mereka sendiri da tidak yakin dengan apa yang saya ucapkan. Mereka pasti bertanya pada saya: Apakah saya pernah melihat Yesus? Lalu mereka akan mengatakan, "Lalu mengapa Anda berkata kepada kami tentang apa yang belum pernah Anda lihat?"
Suku Praha
Yang paling menyentak saya adalah bahwa mereka tidak mempunyai takhayul, dan kesenangan mereka akan hidup seperti mereka menjalaninya. Dan kebahagiaan mereka. Saya belum pernah melihat orang-orang mengadapi segala kesulitannya dengan penuh keanggunan, hal tersebut sangat mengesankan saya. Sutu hari, setelah beberapa tahun, salah seorang dari mereka berkata kepada saya, "Kami tahu mengapa Anda di sini, Anda ingin menyampaikan kepada kami tentang Yesus. Kami seperti Anda, namun kami tidak ingin mendengar lebih jauh tentang Yesus. Kami bukan orang Amerika." Dan saya berpikir, apa hak saya untuk berada di sini, menyampaikan kepada mereka tentang kepercayaan saya? Hal tersebut membuat saya berpikir tentang usaha misionaris dengan cara lain; hal tersebut terjadi bada tahun 1980, tiga tahun setelah saya datang. Dan saya mendapat tanggapan yang sama di semua desa yang lain. Jadi, saya berjuang dengan kepercayaan saya.

Karena mereka mempunyai kepercayaan mereka sendiri?
Ya, terdapat semacam makhluk hutan, dinamakan "si mulut cepat", yang mirip manusia. Seseorang akan berjalan di desa pada malam hari dan mengatakan "di sini ada si mulut cepat". Makhluk ini mirip dengan suku Piraha namun cara berbicaranya sangat berbeda. Jik Anda ingin suku Piraha memercayai sesuatu, Anda harus menunjukkannya kepada mereka.

Apa yang paling mereka hargai?
Pengalaman yang sedang dialami, tidak khawatir tentang masa depan atau masa lampau, dan mereka tidak pernah mengatakan apa yang belum pernah mereka lihat atau dengar. Mereka berburu, memancing, dan berbagi makanan, dan di waktu senggang mereka bercakap-cakap, tertawa, dan menikmati keadaan mereka sendiri. Saya bekerja dengan beberapa suku Amazon, dan mereka selalu meminta barang-barang yang orang luar punya, dan selalu merasa buruk jika mereka tidak mempunyai apa yang orang Brazil punya: truk, pistol, dan lain-lain. Namun suku Piraha tidak pernah meminta hal-hal tersebut. Bukan karena mereka tidak tahu, mereka hanya tidak membutuhkannya. Mereka bangga menjadi orang Piraha, dan puas dengan budaya dan cara hidup mereka. Meskipun mereka melihat segala yang saya punya, mereka tidak mempunyai keinginan untuk menjadi seperti saya.

Daniel Everett
Mereka tidak mempunyai mitos tentang penciptaan, namun apakah mereka juga suka bercerita (story telling, red.)?
Tidsk. Mereka berkumpul bersama, mereka senang bergosip tentang keadaan seseorang, apakah dia sakit, atau (sudahkah dia) meninggal? Mereka berbagi kabar tentang apa yang sedang terjadi.

Bagaimana sistem keluarga mereka?
Mereka mempunyai keluarga inti, berdasarkan pasangan, namun anak-anak mereka diasuh dan dijaga oleh segenap desa: apabila ibunya meninggal atau pergi, mereka akan menjaga anak-anaknya. Sama ketika Anda sakit atau sudah tua: mereka akan memastikan segalanya terjaga.
Hari ini, suku Piraha sedang belajar bahasa Portugis, dan Yayasan Indian Nasional Brazil telah membangunkan rumah-rumah di desa. Apa dampak dari perubahan seperti itu untuk kehidupan mereka?
Saya tinggal di desa tersebut selama bertahun-tahun. Hari ini, karena bahan makanan diberika kepada mereka oleh yayasan, orang-orang telah mengalami kenaikan berat badan dan anak-anak mengalami gigi berlubang akibat mengonsumsi gula. Suku Piraha berburu dan memancing secara tradisional, dan mendapatkan buat dari hutan. Mereka mempunyai sepetak lahan (untuk ditanami), namun tidak bergantung padanya. Saya takut mereka akan menjadi terlalu tergantung (pada pemerintah). Dan mereka (akan mulai) merasa miskin, karena mereka ditunjukkan mesin yang mereka tidak punya.
Segala sesuatu yang menimbulkan ketergantungan, adalah resiko bahwa mereka mungkin saja menjadi kurang bahagia. Namun sisi positifnya adalah peran pemerintah dalam kesehatan, yang membantu mereka dengan vaksinasi.

Obat-obatan apa yang biasa mereka gunakan?
Mereka tahu tentang tanaman di hutan. Seperti tanaman yang digosokkan ke mata agar mereka tidak tidur. Banyak yang harus dipelajari tentangnya.

Bagaimana hubungan mereka dengan binatang liar?
Pengetahuan mereka tentang binatang sangat tidak bisa dipercaya. Mereka melatih binatang liar, dan beberapa dari mereka hidup di sekitar desa-desa. Mereka mempunyai elang, dari kecil, dan mereka membiarkannya terbang, namun ia akan kembali ke desa kapanpun mereka dipanggil. Saya belum pernah melihatnya. Mereka senang mengamati tingkah laku binatang. Salah seorang dari mereka menunjukkan semut-semut kepada saya, "Seperti inilah kami: kami bekerja sepanjang waktu, seperti semut!"

Apa yang Anda pelajari dari mereka? Adakah sebuah memori yang istimewa?
Saya belajar tentang pelajaran hidup. Mereka bergantung pada diri mereka sendiri. Mereka tidak memikirkan masa lalu, ataupun masa depan. Mereka tidak pernah menyesal. Saya belajar untuk fokus pada satu hari, dan tidak mengkhawatirkan tentang hal-hal yang kurang penting: menjadi lebih percaya diri. Pengalaman terbaik saya adalah sebelum matahari terbenam. Setiap sore, saya membuatkan kopi untuk semua orang. Kami berbincang, tertawa, dan minum kopi.

Apakah Anda yang memilih judul untuk film dokumenter, A Grammar to Happiness?
Tidak, itu berasarkan sesuatu yang saya sebut kepada pembuat film. Saya mengundang sekelompok psikolog, dan salam seorang dari mereka berkata, "Suku Piraha tampak menjadi orang-orang yang paling bahagia yang pernah kami temui, mereka paling sering tertawa dibandingkan semua orang yang kami lihat."

Sumber:
Godreche, Dominique. 2012. "The Amazon's Piraha People's Secret to Happiness: Never Talk of the Past or Future" (http://indiancountrytodaymedianetwork.com/2012/06/25/amazons-piraha-peoples-secret-happiness-never-talk-past-or-future-120213, diakses pada 16-17 Desember 2013)

1 komentar:

  1. Artikel yang sangat menarik... Berbagi artikel tentang Suku Dong Bernyanyi di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2017/12/suku-dong-penggemar-bernyanyi.html
    Lihatlah juga videonya di Youtube https://youtu.be/2GWQc1Aq3WE

    BalasHapus