19 Agustus 2010: FC Sibir Novosibirsk - PSV Eindhoven 1-0
Kualifikasi Tahap Play-off Liga Eropa untuk Babak Grup Leg I
Beberapa pekan yang lalu, undian untuk kualifikasi Liga Champions dan Liga Eropa telah dilakukan. Hal ini cukup menarik, karena ini menyangkut tahap terakhir sebelum fase grup yang sebenarnya dimulai. Tahap penentuan "dikenal atau terlupakan". Beberapa tim masuk dalam daftar "tidak diinginkan" baik oleh pendukung maupun badan pengurus klub. Beberapa dihindari karena kekuatannya, dan beberapa karena jauhnya jarak yang harus ditempuh. Kalau ada klub yang tidak diinginkan oleh semuanya, itulah FC Sibir Novosibirsk dari Rusia. Relatif tidak dikenal dan jauhnya markas dari tim-tim Eropa lainnya, menjadikan perjalanan ke sana sesuatu yang tidak diharapkan. Tetapi, undian tetap harus dilakukan dan satu klub akan terpilih untuk menghadapinya. Dari semua tim, PSV barangkali merupakan tim yang "sial". Komentar pertama yang keluar dari direktur tim adalah, "Ini akan menjadi perjalanan yang benar-benar melelahkan."
Siapakah FC Sibir Novosibirsk? Tidak banyak yang diketahui dari klub tersebut, karena mereka merupakan tim yang cukup baru dalam persepakbolaan Rusia (bagi orang luar, tentunya). Sebelum mencari lebih dalam tentang klub tersebut, alangkah baiknya kita perhatikan peta dahulu. Beberapa musim yang lalu, Luch Energiya Vladivostok berhasil mencapai promosi ke Liga Primer Rusia. Mereka bermain baik sehingga terbuka kemungkinan mereka akan melaju ke kompetisi kelas Eropa. Vladivostok terletak di ujung timur Rusia di pesisir Laut Jepang dan berada sangat dekat dengan perbatasan Tiongkok. Dari segala kota di Rusia yang sepadan dengannya, Korea Utara jauh lebih dekat. Jaraknya dari Moskow sekitar 8000 kilometer. Jika sebuah klub Eropa harus berhadapan dengan Luch Energiya, mereka akan menghadapi 10 hingga 11 zona waktu yang berbeda. Beberapa klub seperti Arsenal (dari London, Inggris, red.) pernah memprotes UEFA bahwa perjalanan sejauh itu merupakan perjalanan yang sia-sia bagi klub-klub Eropa. Bukan apa-apa tentunya, Rusia -sebagaimana Turki dan Kazakhstan- sebagian berada di Asia dan sebagian di Eropa. Mereka memilih bergabung dengan Eropa untuk masalah sepakbola, dan tidak ada alasan untuk mengucilkan mereka yang dari Asia untuk mengikuti kompetisi Eropa jika mereka memang layak ke sana. Klub-klub di Eropa telah takut terlebih dahulu untuk bepergian ke Vladivostok bahkan sebelum mereka lolos ke kompetisi Eropa. Dan beruntung bagi klub-klub Eropa bahwa Luch Energiya terdegradasi terlebih dahulu sebelum mereka dapat mencapai kompetisi Eropa.
Kendati demikian, Novosibirsk bukannya jauh lebih baik. Novosibirsk terletak separuh rentang Rusia dari barat ke timur, namun jelas terletak di bagian Asia. Kota tersebut terletak jauh di pedalaman Siberia, sebuah daerah yang karena mitos telah membuat orang Eropa enggan tinggal di sana. Sebenarnya, Novosibirsk dalam bahasa Rusia berarti "Siberia Baru". Kota ini tidak sejauh Vladivostok dari Eropa, tapi untuk menunjukkan seberapa jauhnya: perbatasan dengan Mongolia dan Tiongkok Barat Laut lebih dekat daripada kota tersebut dengan Moskow. Maka, ini perjalanan yang sangat jauh, paling jauh dalam kompetisi Eropa.
Ketika orang-orang berpikir akan Siberia, mungkin mereka akan berpikir tentang wilayah yang penuh salju dengan sedikit desa-desa yang tersebar. Kendati Siberia Utara mungkin menggambarkan hal tersebut, Novosibirsk sebenarnya merupakan kota yang sibuk. Seratus tahun lalu, Novosibirsk merupakan sebuah desa yang kecil, namun kota tersebut berkembang sangat cepat hingga kini menjadi kota terbesar ketiga di Rusia setelah Moskow dan Saint Petersburg. Terdapat beberapa industri besar di kota tersebut dan juga universitas-universitas. Kota tersebut kini menjadi ibukota dari Oblast Novosibirsk dan Distrik Federal Siberia dengan penduduk kurang lebih 1.425,000 jiwa.
FC Sibir adalah wajah baru dalam persepakbolaan Rusia bagi mereka yang tidak mengikuti sepakbola di Rusia lebih dalam. Klub ini didirikan tahun 1936 dan telah berganti nama delapan kali. Hal ini tidaklah luar biasa dalam masa Soviet. Ketika Soviet runtuh, Rusia membangun kembali liga sepakbolanya pada 1992, klub ini (waktu itu bernama Chkalovets) bermain di Divisi Pertama (satu tingkat di bawah Liga Primer). Antara tahun tersebut hingga tahun 2000, klub ini bolak-balik dari Divisi Pertama ke Divisi Dua. Pada tahun 2000, klub ini bergabung dengan Olimpik Novosibirsk, dan klub yang baru memulai debutnya di Divisi Dua sedangkan klub yang lama bertarung di liga amatir (KFK) dengan nama Chkolovets-1936. Klub lama ini tidak lama berada di liga amatir karena mereka segera mendapat promosi ke Divisi Dua. Pada 2004, klub ini mendapat promosi ke Divisi Pertama, satu tingkat di bawah Liga Primer. Hingga akhirnya pada tahun 2009, satu tahun setelah nyaris kembali terdegradasi, klub ini meraih promosi ke Liga Primer setelah menjadi runner-up Divisi Pertama di bawah Anzhi. Di Novosibirsk, kota yang secara tradisi lebih mengenal hoki es, orang-orang mungkin baru pertam kalinya melihat sepakbola kasta tertinggi secara langsung. Chkolovets-1936 sendiri berganti nama pada tahun 2006 menjadi FC Sibir, di mana 'Sibir' merupakan nama Rusia dari Siberia.
Musim pertamanya di kasta tertinggi sepakbola Rusia bukan merupakan musim yang mudah. FC Sibir merupakan klub papan bawah yang bersusah payah menghindari relegasi. Hanya saja, sebuah bonus menarik datang ketika klub Siberia tersebut mendapat peluang lolos ke kompetisi Eropa untuk pertama kali dalam sejarah. Pada 16 Mei 2010, FC Sibir kalah di final Piala Rusia melawan Zenit yang telah pasti lolos ke Liga Champions. Karenanya, FC Sibir dapat masuk ke kualifikasi Liga Eropa dengan predikat juara Piala Rusia. Kualifikasi Liga Eropa merupakan peluang menarik, meskipun bertahan di Liga Primer mungkin tetap menjadi prioritas.
Klub pertama yang tidak beruntung adalah Apollon Limassol (Siprus). Sebuah kebetulan, di mana dua klub di luar Eropa bertarung satu sama lain untuk masuk ke kompetisi Eropa. Sibir menang di kandang 1-0, namun kalah di markas Apollon 2-1. Namun, FC Sibir menang gol tandang dan lolos ke tahap berikutnya. PSV Eindhoven terpilih menjadi lawan selanjutnya. Hanya sedikit yang menjagokan Sibir atas PSV, tetapi skor di atas lapanganlah yang menentukan.
Bagi PSV, ini perjalanan yang melelahkan. Dua jam perjalanan bus dari Eindhoven menuju bandara di Cologne/Bonn dilanjutkan enam jam perjalanan udara menuju Novosibirsk. Penerbangan ini melintasi lima zona waktu sehingga pemain dan staf PSV menginjakkan kaki di Siberia ketika hari telah larut malam. Beruntung mereka menaiki pesawat yang cukup nyaman sehingga mereka dapat tidur dengan nyenyak. Di sisi lain, mereka hanya ditemani dua orang penggemar pemegang kartu semusim yang hadir dalam setiap laga tandang.
Pertandingan dilangsungkan di Stadion Spartak yang berkapasitas 12.500 penonton. Biasanya stadion ini tidak akan terisi penuh, namun ini merupakan pertandingan bersejarah untuk FC Sibir yang mana stadion tersebut untuk pertama kalinya dimainkan oleh klub "pengelana". Ada satu hal yang mengesankan. Di Siberia, cuaca di luar musim panas dapat menjadi sangat ganas, namun tidak ada atap atau kanopi yang menaungi tribun penonton. Semua bangku penonton terlihat tidak beratap. Pada musim panas dengan suhu 19 derajat Celsius, mungkin tidak apa-apa. Namun, tidak dapat diperkirakan apa yang bakal terjadi ketika musim gugur berakhir dan FC Sibir harus bermain di kandang. Stadion tersebut mempunyai rumput buatan, dengan lampu badai yang cukup tinggi dan papar skor yang amat besar.
Pertandingan itu sendiri diwarnai bermacam peluang dari kedua kesebelasan. Bahkan kedua kesebelasan harus bermain sepuluh orang sebelum babak pertama berakhir. Kelihatannya, skor kacamata akan terus menghiasi papar skor, hingga akhirnya pada menit kedua injury time, Aleksandr Degtyarev memecah kebuntuan dan membawa FC Sibir menang atas tamunya dengan skor 1-0. Penggemar FC Sibir-pun larut dalam kegembiraan. Kemenangan sebuah tim yang miskin sejarah ini merupakan momen bersejarah dan kemenangan ini mendekatkan FC Sibir pada kompetisi Eropa pertamanya dalam sejarah. Dapatkah mereka mempertahankan keunggulannya pada leg kedua di Eindhoven? Meskipun menang, FC Sibir bukan merupakan favorit untuk lolos ke fase grup. Meskipun demikian, mereka boleh bangga karena telah menjejakkan satu kakinya di kompetisi Eropa dan ini merupakan kebanggan tersendiri bagi mereka yang baru pertama kali merasakan berada di kasta tertinggi sepakbola Rusia.
PSV menjelajah jauh ke dalam Siberia dan kembali dengan tangan hampa setelah menempuh jarak total 10.000 kilometer. Mungkin dua penggemar berani PSV tersebut tetap bangga mereka berada di Novosibirsk, karena Novosibirsk bukan kota yang ideal untuk dikunjungi wisatawan dari Benua Biru. Perjalanan ke Novosibirsk tentu tidak ada duanya bagi mereka.
(Artikel di atas disadur dari "FC Sibir - PSV: 5000 km travelled for nothing" dengan pengubahan seperlunya)
* * *
Artikel di atas mungkin menggambarkan keadaan persepakbolaan di Rusia dalam hal rentang barat ke timurnya. Sebenarnya, pada saat artikel di atas ditulis, terdapat dua klub Asia yang berkompetisi di Liga Primer Rusia yaitu FC Sibir dan FC Tom Tomsk. FC Tom berada di Tomsk, hanya 203 kilometer utara dari Novosibirsk. FC Tom menjadi klub papan tengah selama beberapa musim, sebelum akhirnya terdegradasi de Divisi Pertama pada akhir musim 2011/2012.
Dengan terdegradasinya FC Tom, praktis belum ada lagi klub yang lebih timur dari Pegunungan Ural yang bertanding di Liga Primer Rusia. Klub paling timur pada musim 2015/2016 yang akan datang sendiri adalah FC Ural yang bertempat di Kota Yekaterinburg. Dengan kata lain, kini klub-klub yang bertanding di Liga Primer Rusia hanya mereka yang memiliki homebase di Rusia Eropa.
Dalam sejarah persepakbolaan Rusia pascaruntuhnya Soviet, tercatat ada lima klub bermarkas di sebelah timur Pegunungan Ural yang pernah mencatatkan namanya di kancah tertinggi persepakbolaan Rusia, dua di Distrik Federal Siberia dan tiga di Distrik Federal Timur Jauh. Di Siberia terdapat FC Sibir dan FC Tom. Sedangkan di Timur Jauh, di mana kota-kota sibuk berdampingan dengan taiga yang sunyi, SKA Energiya Khabarovsk, Okean Nakhodka, dan Luch-Energiya Vladivostok pernah menghiasi ranah Liga Primer Rusia. Satu klub dari Knasnoyarsk, FK Yenisey, ikut meramaikan sepakbola di Rusia Asia meski belum pernah menginjakkan kakinya di Liga Primer Rusia.
Klub Rusia yang bermarkas di Eropa kadang mengeluhkan jauhnya perjalanan yang mesti ditempuh jika mereka harus bermain di Siberia, begitu pula sebaliknya. Pengaturan jam tubuh karena jetlag sering dikeluhkan, apalagi jika mereka berada ketika jadwal kompetisi sedang padat-padatnya. Namun, klub Eropa hanya SEKALI bertandang ke Asia, sedangkan klub Asia harus ke Eropa pada SETIAP laga tandangnya. Contoh yang paling ekstrem ada pada pertandingan kasta kedua antara FC Baltika yang bermarkas di Kaliningrad dengan FC Luch-Energiya yang berbasis di Vladivostok. Kaliningrad adalah kota pelabuhan Rusia yang berada di tepi Laut Baltik, terpisah dari segala bagian lain Rusia. Di sisi lain Vladivostok adalah kota pelabuhan di Laut Jepang, ujung timur Rusia. Perjalanan dari Kaliningrad ke Vladivostok menempuh jarak 10.366 kilometer, yang apabila ditempuh dengan kereta Transsiberia memerlukan waktu 7 HARI 19 JAM. Bahkan perjalanan terjauh dalam Liga Champions 2014/2015, ketika Porto bertemu Shakhtar Donetsk pada grup H, "hanya" menempuh jarak 4.650 kilometer. Atau, jarak terjauh dalam Liga Primer Inggris yang "hanya" 566 kilometer saat Swansea City bertemu Newcastle United.
"RUSSIA MERUPAKAN SEBUAH TEKA-TEKI YANG TERBUNGKUS MISTERI DALAM SEBUAH ENIGMA" (Winston Churchill, 1939).
Kaliningrad berjarak lebih dari 10.000 kilometer dari Vladivostok |
Bahkan perjalalanan terjauh Liga Champions 2014/15-pun terlihat begitu pendek |
Sumber
18 November 2014. "Meet the Russian clubs who must travel a quarter of way around world to face each other in domestic league fixture". (http://metro.co.uk/2014/11/18/meet-the-russian-clubs-who-must-travel-a-quarter-of-the-way-around-the-world-to-face-each-other-in-domestic-league-fixture-4952519/, diakses pada 2 Juli 2015)
"FC Sibir - PSV: 5000 km travelled for nothing". (https://thepathslesstravelled.wordpress.com/2010/08/20/fc-sibir-psv-5000-km-travelled-for-nothing/, diakses pada 30 Juni 2015)
Baca Juga
Saleem, Omar. 27 April 2015. "This is Russia: A Story of West and East". (http://thesefootballtimes.co/2015/04/27/this-is-russia/)
23 Maret 2012. "Far East and far out: Russia's Remotest Derby, on the Sea of Japan". (http://www.fourfourtwo.com/features/far-east-and-far-out-russias-remotest-derby-sea-japan)
"FC Sibir - PSV: 5000 km travelled for nothing". (https://thepathslesstravelled.wordpress.com/2010/08/20/fc-sibir-psv-5000-km-travelled-for-nothing/, diakses pada 30 Juni 2015)
Baca Juga
Saleem, Omar. 27 April 2015. "This is Russia: A Story of West and East". (http://thesefootballtimes.co/2015/04/27/this-is-russia/)
23 Maret 2012. "Far East and far out: Russia's Remotest Derby, on the Sea of Japan". (http://www.fourfourtwo.com/features/far-east-and-far-out-russias-remotest-derby-sea-japan)
Blog yang bagus.... semoga terus berkembang... Saya ingin berbagi article tentang Strasbourg, kota Europa di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/06/strasbourg-kota-eropa.html
BalasHapusLihat juga video di youtube https://youtu.be/hirlxbYRGbY
Blog yang bagus.... semoga terus berkembang.... Saya ingin berbagi article tentang Jalanan di Tokyo ke Kasuga Taisha di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/05/dari-jalanan-tokyo-ke-kuil-kasuga-taisha.html
BalasHapusLihat juga video di youtube https://youtu.be/Kx8RkBteUZQ
Noice
BalasHapus