Rabu, 01 Januari 2014

Ma'loula, Pusat Kristen Ortodoks di Syria

Selamat Tahun Baru 2014!
Pada posting pertama di tahun 2014 ini, blogger akan menyajikan artikel tentang sebuah kota kecil tua di Syria yang menyimpan warisan sejarah bagi umat Nasrani. Kota tersebut adalah Ma'loula. Saking bersejarahnya, kota tersebut sampai diusulkan menjadi salah satu "Warisan Dunia".

Ma'loula, Maaloula, atau Ma'lula (Aramaicܡܥܠܘܠܐ‎, MaʿlūlāArabicمعلولا‎ Maʿlūlā) adalah sebuah desa di Rif Dimasyq Governorate di Syria. Kota kecil ini terletak 56 km sebelah timur laut Damaskus, dibangun di sisi pegunungan yang kasar, pada ketinggian di atas 1500 meter dari permukaan laut. Tempat ini terkenal sebagai satu dari tiga lokasi di mana bahasa Aramaik Barat masih dituturkan, dua tempat yang lain adalah Jubb Adin dan Bakh'a, dua desa yang dekat dengan Ma'loula.

Ma'loula berasal dari bahasa Aramik yang berarti 'pintu masuk'. Hingga saat ini, desa tersebut didominasi oleh penutur bahasa Aramaik Barat.

Desa ini mempunyai penduduk sebanyak 2.762 jiwa menurut Sensus 2004. Namun, pada musim panas, penduduknya dapat mencapai 6.000 jiwa karena banyaknya wisatawan yang menuju Damaskus. Setenga abad yang lalu, 15.000 orang tinggal di Ma'loula.
Penduduknya beragama Islam dan Nasrani (kebanyakan menganut Ortodoks Antiokh dan Katolik Melkit Yunani). Bagi penduduk Muslim, terdapat keunikan bahwa mereka tidak menggunakan nama dan bahasa Arab, tidak seperti penduduk Syria yang lain di mana mereka mengadopsi nama Arab ketika masuk Islam dan beralih ke identitas etnis "Arab".

Kota Ma'loula

Bersama dengan dua desa lain, Jubba'din dan Bakh'a, kota ini menjadi tempat di mana bahasa Aramaik Barat masih dituturkan. Beberapa ahli menduga bahwa bahasa Aram yang dituturkan oleh Nabi Isa Al-Masih as. juga termasuk dalam cabang ini. Oleh karena itu, Ma'aloula menjadi sumber penting bagi studi linguistik antropologi mengenai bahasa Aramaik abad pertama, yang dipercaya pernah dituturkan oleh Nabi Isa as. Meskipun demikian, di samping banyak mispengertian dari media massa, bahasa ini tidak benar-benar sama dengan dialek yang dituturkan Nabi Isa as. pada awal abad pertama Masehi. Jauhnya jarak dari kota-kota besar dan keadaan lingkungannya yang terisolasi telah membuat awet dan terpeliharanya desa yang merupakan oasis bagi ilmu linguistik ini selama beribu tahun. Namun, jalan raya dan transportasi modern, sebagaimana kemudahan mengakses media cetak dan elektronik berbahasa Arab, hingga sekarang sedikit demi sedikit mengikis warisan besar dalam bidang linguistik ini.

Biara-biara
Ada dua biara yang paling penting hingga saat ini, yaitu Biara Katholik Yunani Mar Sarkis dan Biara Ortodoks Yunani Mar Thecla.
Biara Sar Markis
1. Biara Sar Markis
Salah satu biara tertua di Syria. Dibangun di atas sebuah kuil pagan, biara ini mempunyai unsur budaya yang berusia mundur hingga abad kelima atau keenam, pada masa Kekaisaran Byzantium. Mar Sarkis adalah nama Arab dari Saint Sergius, tentara Roma yang dieksekusi karena kepercayaan Kristen-nya. Biara ini masih mengandung unsur sejarah yang kental. Mar Sarkis mempunyai dua ikon kekristenan tertua di dunia, di mana salah satunya menggambarkan makan malam terakhir Yesus.

Biara Mar Thecla
2. Biara Mar Taqla
Biara ini mengandung sisa-sisa St. Taqla (Thecla), yaitu cerita dari aabad kedua Masehi, Paul dan Tecla yang menceritakan seorang perawan mulia dan murid dari St. Paul. Menurut legenda, bukan kisah tersebut, Thecla dikejar-kejar oleh tentara ayahnya karena iman Kristennya. Ia menuju sebuah gunung dan berdoa di sana, dan setelah berdoa, gunung tersebut terbuka dan ia dapat melarikan diri. Maka dari itu, desa Ma'loula mendapatkan namanya dari celah atau bukaan di gunung tersebut. Meskipun demikian, terdapat banyak variasi legenda dari penduduk Ma'loula.
Biara ini mempunyai 40 suster, namun 12 di antaranya diculik oleh kelompok bersenjata yang termasuk oposisi pemerintah rezim Assad pada 2 Desember 2013.

Kondisi Terkini pada Perang Sipil Syria
Ma'loula menjadi medan perang antara kelompok bersenjata Front Al Nusra yang terkait Al Qaeda dengan tentara nasional Syria (SAA) pada September 2013. Pemberontak mengambil alih kota ini pada 21 Oktober 2013, di mana 13 orang dibunuh, dan banyak yang lain terluka akibat serangan kelompok pemberontak di kota bersejarah ini. Pada 28 Oktober 2013, Pemerintah Syria merebut kembali kota ini.
Terakhir, kota ini direbut kembali oleh militan kontrapemerintah pada 3 Desember 2013 dan menculik 12 suster sebagai sandera. Para kombatan ini juga mengambil lukisan-lukisan dan menjualnya di Internet untuk mencari biaya hidup.

Sumber:
"Ma'loula" (http://en.wikipedia.org/wiki/Ma%27loula, diakses pada 1 Januari 2014)
"Cerita dari Malula" (http://cahyono-adi.blogspot.com/2013/09/cerita-dari-malula.html, diakses pada 1 Januari 2014)

0 komentar:

Posting Komentar