Rabu, 14 Oktober 2015

Bahasa Belarus dalam Huruf Arab

Kitab adalah buku-buku yang ditulis dalam bahasa Belarus dengan menggunakan huruf Arab. Buku-buku tersebut kebanyakan ditulis pada abad ke-16 oleh bangsa Tatar yang hidup di Belarus, pada waku itu menjadi bagian dari Keadipatian Agung Lithuania, sejak abad ke-14 s.d. 15 dan telah berangsur-angsur meninggalkan bahasa asli mereka. Untuk mempertahankan agama mereka, mereka harus menerjemahkan Quran dan buku-buku Islam ke dalam bahasa Belarus, namun tetap menggunakan abjad Arab.

Kitab berisi kisah-kisah ketimuran, fabel, cerita petualangan, penjabaran ritual, "Meradj" (sebuah puisi tentang Nabi Muhammad saw. yang naik ke langit/Isra Mi'raj), kisah untuk kaum muda tentang tata krama dan budi pekerti (penghormatan kepada orang tua, tamu, peminta-minta, anak yatim, tetangga, dll.), kisah dalam Quran, dan juga penafsiran mimpi. Selain kitab, terdapat juga karya lain seperti tefsir (Quran dengan tafsir tiap ayat dalam bahasa Belarus dan Polandia), tejvij (aturan membaca Quran/tajwid-red.), dan hamail (kumpulan doa-doa).

Buku dari Janka Stankievic mengenai "Bahasa
dari Naskah al Kitab"
Bermula dari abad ke-14, bangsa Tatar mulai berpindah ke Belarus, sebagian sebagai tahanan perang, sebagian secara sukarela untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Untuk selang waktu tertentu, mereka masih mempertahankan adat istiadat mereka, namun berangsur-angsur mereka mulai beralih ke budaya Belarus, meninggalkan bahasa Tatar dan belajar bahasa Belarus. Hingga pada abad ke-16 s.d. 17, sebagian besar bangsa Tatar yang hidup di Keadipatian Agung Lithuania telah melupakan bahasa Tatar. Kita dapat menemukannya pada Risal-i-tatar-i leh, sebuah catatan seorang pengembara Tatar yang tidak disebutkan namanya kepada Sultan Sulaiman dari Turki mengenai imigran Tatar di wilayah Belarus dan Lithuania, bahwa bahasa Tatar hanya digunakan oleh bangsa Tatar yang belum lama menetap. Bagi mereka yang tidak dapat berbicara bahasa Tatar, mereka dinasihati sebagai berikut: "kali khto pa tatarsku nie umieje, to pa rusku niakhaj abrakajeccai" (bagi mereka yang tidak mengenal bahasa Tatar, kamu harus menuturkan bahasa Ruthenia). Teks ini ditulis pada awal abad ke-18, dan bahasa Ruthenia yang dimaksud adalah bahasa Belarus Lama. Kejadian ini mengharuskan bangsa Tatar menerjemahkan literatur Islam ke bahasa Belarus, melestarikan penampilan seluruhnya, termasuk abjad Arabnya.

Penelitian tentang Kitab bermula pada abad ke-19, Penemuannya merupakan jasa dari ahli ketimuran terkenal, Mukhlinsky, yang menjadi profesor di Universitas St. Petersburg, yang menampilakn petikan dari Kitab dalam hasil penelitiannya yang berjudul "Penelitian tentang Asal Muasal Bangsa Tatar di Lithuania" (St. Petersburg, 1857). Beliau menyatakan bahwa, "Adalah berharga membuat sebuah perpustakaan kecil dari buku-buku ini". Setelah kematiannya pada tahun 1877, terdapat keterputusan dalam pengkajian Kitab. Kajian tentang Kitab hidup kembali di awal abad ke-20. Janka Stakievic, I.I. Luckievic, J. Karski, I. Kraczkouski adalah di antara peneliti Kitab pada masa tersebut. A.K. Antanovicz dalam bukunya, Belarusian Texts in Arabic Script (1968), mengkaji 24 teks asli termasuk di antaranya 8 kitab dan memberikan penilaian secara terperinci, termasuk memperkirakan kapan teks tersebut ditulis, asal daerah dari mana buku tersebut ditulis, mempelajari aspek penulisan dari tiap huruf dan huruf-huruf khusus yang digunakan bangsa Tatar untuk mengejawantahkan satuan bunyi bahasa Belarus, dan menerbitkan beragam petikan yang telah dioterjemahkan.

Kitab ditulis dari kanan ke kiri, bukan kiri ke kanan seperti teks Belarus pada umumnya. Tebal kitab bervariasi mulai dari 70 hingga 1000 halaman. Setiap baris dalam kitab membentk suatu jalinan garis yang tidak terputus, tanpa celah pada pergantian kata. Huruf kapital dan tanda baca juga tidak terdapat. Pergantian kata hanya mengacu pada satu aturan: tiap baris harus mempunyai lebar yang sama dengan baris sebelumnya. Sebuah bab baru bermula dengan kata bab atau hikajet (cerita, fabel). Kadang kata-kata ini tidak ditulis, namun kata pembuka dari cerita tersebut (kalimat pertama) disalin pada garis tepi untuk menandakan bab baru.


Kutipan dari "Meradj" ditulis dalam bahasa Belarus
Bahasa yang dipakai pada Kitab cukup berbeda dari bahasa Belarus Lama yang digunakan pada peninggalan sastra lain, namun cukup mirip dengan bahasa yang dituturkan oleh orang kebanyakan, yang dibuktikan dari kosakata (spreczka, zaranak, prysmaci, zhoda, hadavac), frasa (jak vokam mlihnuc, jak slova skazac, na sviet puscic, na paznohac, szliub brac), dan ungkapan (pajszou pa prarockuju duszu, dziakavac tavaryszu). Dengan menggunakan huruf Arab yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk menyesuaikan dengan lidah Belarus, beberapa bunyi lebih benar diucapkan jika ditulis dengan huruf Arab dibanding huruf Kiril pada waktu itu, seperti fitur dziekannie (huruf /d/ lunak menjadi /dz/) dan cekannie (huruf /t/ lunak menjadi /c/), palatalisasi (huruf keluar dari langit-langit) huruf "s", "z", "d", dan "t", seperti kata s'viecie, z'vieczara, z'nik, viernas'c', dan dz'viery.

Berikut ini adalah cuplikan dari Kitab.

Siulejman kazal sobi palac vusoki zbudava[c]i... ale ryba odna morom plynie i stala... rekla: - "Hospodaru Siulejmanie... pan Boh kazal mni u [c]iebie jes'[c]i pici prosi[c]'. Siulejman rek: - Mila ryba. Prauda. Oto majesz szto jes'[c]i b pici (sebuah contoh dari kitab abad ke-17);

Potym jeszcze varota adczynilisie... tam vidzieu adzin polk z^anok... - Szto hetyje na s'viecie czynili? Anhiel rek: Malako svaje predavali. U jich usich svaje dzieci byli, svaje pakinuuszy, czuz^yje mamczyli" (sebuah contoh dari kitab abad ke-18);

Szto pras son pabaczysz. Kali sonca upatuchu baczyc', hultajom budzie. Kali jezdzic na karabli, abierniecca, hosc budzie." (sebuah contoh dari kitab abad ke-19).


Kitab mengandung beberapa kosakata yang khusus dikenal dalam Islam, biasanya berhubungan dengan ibadah dan adab. Sebagai contoh, selam (salam), sapaan seorang muslim. yang muncul dalam frasa dac' selam, lalu ada juga kata vasijat (wasiat), djanaze (jenazah), dan sebagainya. Kebanyakan kata-kata tersebut benar-benar meresap dalam bahasa Belarus, yang mana kata benda berubah bentuk sebagaimana kata benda asli Belarus dan kata kerja berkonjugasi sebagaimana kata kerja pada umumnya. Beberapa kosakata telah berubah dalam pengaruh bahasa Belarus. Sebagai contoh adalah kata dua (doa) yang dengan akhiran diminutif ditulis duajka. Kata kiafir (orang yang ingkar, kafir) menjadi akar dari bentuk dual kiafiry, kata sifat iafirsky, dan kiafirnie. Beberapa ahli bahasa Artab seperti U. Dziamidczyk, percaya bahwa kata-kata tersebut tidak boleh diterjemahkan. Kata-kata tersebut adalah kata-kata internasional bagi kaum muslim, yang mempunyai makna lebih dari makna bahasanya, sebagai tanda bahwa mereka mempunyai Tuhan yang sama. Terdapat segi ibadah dalam penggunaan kata-kata tersebut. Dan meskipun kata-kata tersebut telah lama dipengaruhi oleh bahasa Belarus, kata-kata tersebut tidak dapat diserap ke bahasa Belarus karena tulisan-tulisan tersebut tidak dapat dibaca oleh orang Belarus pada umumnya; orang Belarus tidak mempunyai akses untuk mempelajarinya, dan juga mereka tidak mengerti bagaimana membacanya.

Kini kitab dilestarikan di perpustakaan Academy of Science of Belarus, Academy of Science of Lithuania, Vilnius University, Petersburg University, Kazan University, Vilnius History and Ethnography Museum, dan juga perpustakaan-perpustakaan swasta.

Sumber
Nes'ciarovich, V. I. "Kitabs, Unique Highlight of the Belarusian Language". (http://www.pravapis.org/art_kitab1_en.asp -versi asli bahasa Belarus ada di http://www.pravapis.org/art_kitab1.asp- diakses pada 14 Oktober 2015 pukul 14.40)

Baca Juga
12 Januari 2012. "Have Belarusians Always Used the Cyrillic Alphabet?" (http://belarusdigest.com/myth/have-belarusians-always-used-cyrillic-alphabet-7322)

1 komentar:

  1. Kebudayaan Arab pada masa lalu sangat maju terutama saat kejayaan Kesultanan Ottoman Turki pada abad pertengahan

    BalasHapus