Rabu, 09 Oktober 2013

Sikap Ilmiah: Berpikir Objektif

Dalam penulisan ilmiah, ada beberapa sikap yang harus selalu dipegang oleh para peneliti, salah satunya adalah berpikir objektif. Sikap ini begitu penting bukan hanya bagi peneliti, namun juga bagi jurnalis, polisi, ulama, hingga pejabat pemerintah,

Berpikir objektif mempunyai arti berpikir melalui sudut pandang objek yang dituju. Dalam berpikir objektif, setiap penulis makalah/karya tulis harus mengesampingkan segala pendapat pribadinya. Penulis dalam menyampaikan pendapat yang diberikan haruslah sesuai dengan fakta dan kenyataan yang ada. Sesuatu akan bernilai ilmiah hanya apabila didasarkan pada fakta atau kenyataan yang ada, bukan sesuatu yang dibuat-buat, ataupun pendapat pribadi yang tidak mempunyai dasar pemikiran.

Berpikir secara objektif juga dapat mempunyai arti memandang sesuatu sesuai tempat, sifat, dan keadaannya. Dalam berpikir secara objektif, maka penulis harus melihat dan menilai objek apa adanya. Dalam sebuah penelitian yang menggunakan metode kualitatif sekalipun, segala keadaan yang ada pada objek yang diamati haruslah dilaporkan secara jujur. Tidak boleh ada fakta yang ditutup-tutupi. Apabila penelitian dilakukan terhadap suatu studi masyarakat tertentu, maka supaya keterangan yang didapat lebih obyektif, maka data dan fakta yang diperoleh haruslah dari setiap pihak yang terlibat, dan tidak hanya meng-cover satu siji. Dalam jurnalistik, etika ini dikenal sebagai cover each side of the story.

Berpikir secara objektif dapat pula diartikan sebagai memandang sesuatu dari dua sudut pandang yang berlainan atau berkebalikan. Dalam berpikir objektif, seorang penulis haruslah adil dalam memberikan pandangan. Tidak hanya memandang sesuatu hanya dari sisi positif, namun juga memandang sisi negatifnya. Sebuah penulisan ilmiah juga tidak boleh membela suatu pihak tertentu dan mengesampingkan pihak yang lain, namun sebuah penulisan haruslah dipandang dari sudut pandang yang netral. Dalam artikel sebuah ensiklopedia sekalipun, sudut pandang netral sangat diperlukan supaya tidak terjadi penafsiran yang memihak golongan tertentu.

Selain dalam penulisan karya ilmiah, berpikir objektif juga diperlukan dalam bidang yang lain. Seorang jurnalis haruslah jujur dan netral dalam meliput berita. Seorang polisi dan hakim haruslah jujur dan transparan dalam melakukan peradilan. Seorang ulama juga dituntut untuk menggunakan dalil yang tepat dan mendengarkan kedua belah pihak sebelum membut fatwa. Hingga seorang pejabat pemerintah haruslah objektif dalam membuat kebijakan. Jadi, dapat dikatakan berpikir objektif merupakan sikap yang harus dimiliki setiap insan dalam menyelesaikan masalah.

0 komentar:

Posting Komentar