Senin, 25 Desember 2017

Kerajaan Islam di Utara Jauh

Agama Islam telah menyebar ke seluruh dunia menembus batas-batas politis dan geografis dengan sangat cepat. Mulai dari kemunculannya pada awal abad ke-7 Masehi, dalam empat puluh tahun, umat muslim berhasil mengalahkan Persia sebagai salah satu adidaya saat itu dan menyebarkan Islam di sana. Dalam seratus tahun, Islam telah datang ke Spanyol dan menelurkan peradaban yang sangat memukau. Dalam seratus tahun pula Islam datang ke Nusantara dan secara perlahan, pada abad ke-15 Nusantara telah menjadi mayoritas muslim. Kemudahan konsep yang ditawarkan Islam menjadi salah satu sebab Islam mudah diterima.


Di antara daerah-daerah di mana Islam datang tanpa penaklukan adalah kawasan hilir Sungai Volga. Wilayah ini sebelumnya dihuni suku-suku Uralik dan setelah tahun 668 Masehi, Suku Bulgar di bawah pimpinan Kotrag melakukan migrasi ke hilir Sungai Volga setelah imperium Bulgaria Raya Lama (Old Great Bulgaria) yang berada di utara Laut Hitam diserang oleh Kekaisaran Khazar. Akibat serangan ini, bangsa Bulgar terbagi menjadi dua, satu bagian mengikuti Asparukh menuju hilir Sungai Danube di Balkan dan mendirikan Kekaisaran Bulgaria Pertama di sana. Golongan ini selanjutnya bercampur dengan bangsa Slavia dan nantinya merekalah yang menjadi warga negara modern Bulgaria. Sedangkan golongan satunya mengikuti Kotrag dan bermigrasi ke hilir Sungai Volga. Mereka lalu mendirikan negara Volga Bulgaria yang cukup adidaya hingga abad ke-13.
Wilayah sekitar Laut Hitam pada 650 M. Suku Bulgar tinggal di daerah berwarna krem

Volga Bulgaria sebagai Negara Islam
Setelah lama tidak terdengar kabarnya, pada tahun 921 raja Bulgar bernama Almış mengirimkan duta kepada Khalifah Abbasiyah di Baghdad untuk mengajari mereka tentang Islam. Maka pada 12 Mei 922 M (12 Muharram 310 H), Khalifah mengirimkan rombongan Ahmad ibn Fadlan kepada Volga Bulgaria. Raja Almış kemudian masuk Islam dengan nama Ja'far bin Abdullah Dalam keberjalanannya, Ibn Fadlan dan rombongannya tidak hanya berdakwah kepada bangsa Bulgar, tetapi juga kepada bangsa Viking yang saat itu sedang menguasai Kiev. Bangsa Bulgar bahkan sempat membujuk Raja Vladimir I dari Kiev untuk masuk Islam, namun gagal karena ia tidak setuju Bangsa Rus (Viking) harus berhenti minum anggur yang disebutnya sebagai "kesenangan terbesar dalam hidup". Volga Bulgaria menganut mazhab Maliki.
Utusan Abbasiyah sampai di Volga Bulgaria
Pada waktu itu, Volga Bulgaria sedang menjadi negara bawahan dari Khazar, dan setelah Khazar dikalahkan oleh Sviatoslav I dari Kiev, barulah Volga Bulgaria menjadi negara merdeka. Oleh Khalifah, raja Bulgaria mendapat julukan al Malik as Saqaliba yang mana Saqaliba adalah pengucapan Arab atas Sclaveni, sebutan Yunani untuk suku-suku di Eropa Timur, yang kemudian menjadi nama modern Slavia. Kisah perjalanan ibn Fadlan diabadikan dalam buku hariannya yang merupakan buku pertama yang mendeskripsikan secara rinci ritual-ritual bangsa Viking yang disebut sebagai bangsa Rus.
Jalur perdagangan pada abad ke-8 hingga ke-11 Masehi
Pada masa jayanya, Bolghar sebagai ibukota Volga Bulgaria menjadi kota keempat terbesar di dunia setelah Baghdad, Roma, dan Konstantinopel. Mitra dagang Volga Bulgaria adalah bangsa Viking, Perm, Yugra, dan Nenets di utara, Roma dan Konstantinopel di Selatan, Eropa di Barat, hingga Cina di Timur. Kota modern Kazan dan Yelabuga pertama kali dibangun sebagai benteng perbatasan.

Pada tahun 1223, pasukan penjelajah Mongol yang dipimpin oleh Uran, anak Subutai Bahadur, bawahan Jenghis Khan, berusaha memasuki wilayah Volga Bulgaria. Pertempuran pun terjadi di Lengkung Samara, yang dimenangkan oleh pasukan Volga Bulgaria. Tetapi tidak lama setelah itu, pada tahun 1236, pasukan Mongol kembali dan berhasil meluluhlantakkan Volga Bulgaria. Diperkirakan 80% penduduk Volga Bulgaria terbunuh selama invasi Mongol. Raja terakhir Volga Bulgaria bernama 'Abdullah Chelbir.

Di Bawah Kekuasaan Mongol
Daerah Volga Bulgaria kemudian diserahkan kepada anak Jenghis Khan bernama Jochi dan keturunannya. Dinasti Jochi ini kemudian dikenal sebagai Golden Horde dengan raja pertamanya bernama Batu Khan, anak dari Jochi. Tetapi, hanya dalam belasan tahun, justru bangsa Mongollah yang berpindah agama menjadi Islam, dimulai dari Berke Khan, anak lain dari Jochi, yang menjadi mualaf pada tahun 1252. Berke bahkan bersekutu dengan Kesultanan Mamluk Mesir untuk menghentikan laju Hulagu Khan, cucu Jenghis Khan yang telah menghancurkan Baghdad pada tahun 1258.

Dalam kekuasaan Mongol, ibukota Golden Horde dipindah dari Bolghar ke Sarai, 80 kilometer arah hulu dari Volgograd di tepi Sungai Volga. Golden Horde saat jayanya menguasai wilayah yang kini menjadi wilayah Rusia, Ukraina, Hungaria, hingga Polandia. Pada masa ini, bangsa Bulgar banyak bercampur dengan bangsa Tatar (campuran Mongol-Turki) dan kini daerah Volga Bulgaria lebih dikenal sebagai Republik Tatarstan dan Republik Chuvashia.

Di tengah persaingan internal antara Suku Biru (Blue Horde) dan Suku Putih (White Horde), Golden Horde di bawah Tokhtamysh juga mengalami persaingan sengit dengan Kekaisaran Timur Lenk yang juga keturunan Mongol. Tokhtamysh awalnya naik takhta dengan bantuan Timur Lenk. Tokhtamysh berhasil menaikkan pamor Golden Horde dengan mengalahkan Lithuania. Tetapi ambisinya untuk menguasai Asia Tengah membuatnya harus berseteru dengan Timur Lenk. Puncaknya, pada 15 April 1395, Timur mengalahkan Tokhtamysh pada Pertempuran Sungai Terek. Timur juga meratakan Sarai dan membakar kota Astrakhan.

Kemunduran Golden Horde
Perpecahan internal yang meruncing membuat kekuasaan Golden Horde tidak bertahan lama. Berbagai kesultanan kecil bermunculan dan puncaknya pada tahun 1502, Golden Horde lenyap dari peta dunia. Beberapa kesultanan kecil tersebut antara lain Kazan (berdiri 1438), Nogai (1440), Krimea (1441), Kazakh (1456), Astrakhan (1466), dan Sibir (1468). Karena cukup rapuh, kesultanan-kesultanan ini pun kemudian dikalahkan oleh Kekaisaran Rusia.

Kesultanan Kazan didirikan oleh keturunan Tugh Temur, anak ketiga belas dari Jochi. Kesultanan ini menguasai jantung dari daerah Volga Bulgaria dan meliputi wilayah modern Tatarstan, Chuvashia, Mari El, Mordovia, dan sebagian Udmurtia dan Bashkortostan. Kesultanan ini dikalahkan Rusia pada tahun 1552 dengan sultan terakhirnya, Yadegar Muhammad, berpindah ke Kristen Ortodoks setahun kemudian. Peninggalan yang masih bertahan adalah Masjid Qul Sharif, yang menjadi tengara kota Kazan.

Kesultanan Sibir menjadi kesultanan paling timur yang menguasai daerah di timur Pegunungan Ural, di daerah aliran sungai Ob dan Irtysh. Kesultanan ini memegang kendali perdagangan bahkan hingga ke Samudera Arktik. Ibukota Kesultanan Sibir berada di Qashliq. Meskipun daerah kekuasannya cukup luas, penduduk kesultanan ini cukup jarang, dilaporkan jumlah penduduknya hanya sekitar 40.000 jiwa. Kesultanan Sibir lenyap setelah sultan terakhirnya, Kuchum, dikalahkan pasukan Kosak Rusia pada tahun 1598, membuka penaklukan Rusia hingga ke Timur Jauh. Dari nama 'Sibir' inilah kemudian muncul nama daerah Siberia.
Wilayah Kesultanan Krimea
Kesultanan Krimea menjadi kesultanan yang paling bertahan lama. Kesultanan ini berada di bawah perlindungan Turki Utsmani sejak tahun 1475. Pada akhir masa Golden Horde, Kesultanan Krimea berhasil menaklukkan wilayah Golden Horde yang tersisa dan menduduki ibukota Sarai, secara efektik melenyapkan Golden Horde dari peta dunia. Kesultanan ini memegang peran penting dalam pasar budak Laut Hitam, mengekspor budak-budak dari Skandinavia, terutama Finlandia, ke wilayah-wilayah di sekitarnya. Ibukota dari Kesultanan Krimea adalah Bakhchisaray. Kesultanan ini dikalahkan Rusia pada tahun 1783.

Baca Juga
Prasetya, Eka. 17 Mei 2017. "Islam di Utara Bumi" (http://hizach.blogspot.co.id/2017/05/selamaberabad-abad-islam-menyebar-dari.html)

0 komentar:

Posting Komentar