Kelompok :
Cerita Rakyat
Asal :
Rusia
Di
sebuah istana, bertakhtalah seorang raja bersama permaisurinya. Mereka memiliki
dua anak. Yang laki-laki bernama Ivanushka dan yang perempuan Alyonushka.
Setelah raja dan ratu meninggal, kedua anak itu merasa seperti anak ayam
kehilangan induk. Karena itu, mereka meninggalkan istana dan ingin melihat
dunia luar. Mereka berharap mendapatkan keadaan yang baik. Kedua kakak beradik
itu berjalan menyusuri jalan. Mereka sampai pada sebuah kolam. Sekawanan sapi
tampak sedang melahap rumput.
“Kak,
aku haus,” Ivanushka mengeluh setelah lama berjalan.
“Jangan
minum Dik, nanti kau jadi anak sapi,” sahut kakaknya.
Mendengar
kata kakaknya, Ivanushka menurut. Mereka terus menyusuri jalan. Keduanya sampai
pada sebuah sungai kecil. Tak jauh dari situ, tampak beberapa kuda.
“Hausku
tak tertahankan, Kak!” kembali ia mengusik kakaknya.
“Tahanlah!
Kalau minum, nanti kau jadi anak kuda,” jelas Alyonushka.
Ivanushka
mengurungkan niatnya minum. Ia termakan oleh nasihat kakaknya. Mereka berjalan
terus sampai melewati sebuah danau. Beberapa ekor domba terlihat di
sekelilingnya. Adiknya merengek kembali mau minum. Namun, dicegah oleh
kakaknya. Ia mengatakan bahwa adiknya akan jadi anak domba kalau minum.
Ivanushka masih mematuhi nasihat kakaknya walaupun hausnya tak tertahankan.
“Kak,
aku harus minum, boleh ya Kak!” suara adiknya penuh iba memecah kesunyian.
Ketika itu mereka melewati sungai yang di sekelilingnya ada tempat makan babi.
“Jangan
Dik! Kalau kau nekat minum, nanti kau jadi anak babi!” lagi-lagi Alyonushka
mengingatkan. Dengan kecewa, adiknya tidak jadi meneguk air yang tampak
menyegarkan.
Akan
tetapi, ketika mereka melewati sekelompok kambing yang sedang makan rumput, di
dekatnya terlihatlah sebuah sumur. Kali ini, Ivanushka tak mau mendengarkan
kakaknya yang melarangnya. Rasa hausnya tidak bisa ditangguhkan.
‘Saya
harus minum sekarang!” dengan segera ia meneguk air sumur. Seketika itu,
berubahlah adiknya menjadi anak kambing.
“Mbek,
mbek, mbek,” Ivanushka mengembik menghampiri kakaknya.
Hati
Alyonushka terasa tersayat melihat adiknya. Diambilnya ikat pinggang dari
sutra. Lalu, ia mengikat kambing itu dan menghelanya. Kemudian keduanya
berjalan terus hingga sampai di kebun seorang raja. Secara kebetulan, pembantu
raja melihatnya dan menceritakan kepadanya.
“Tuanku,
hamba lihat kambing di kebun. Pemiliknya seorang gadis cantik.”
“Cobalah
tanyakan siapa dia!” perintah raja ingin tahu.
“Sebenarnya
aku putri raja dan ini adikku, seorang pangeran. Ia telah berubah menjadi
seekor kambing. Adikku tidak menurut nasihatku. Ia meminum air sumur. Kedua
orang tuaku telah meninggal dunia.” Demikianlah kisah Alyonushka kepada
pembantu raja.
“Panggilah
kemari!” perintah raja setelah mendengar cerita dari pembantunya.
Kecantikan
wajah Alyonushka membuat raja terpikat padanya. Raja langsung meminangnya.
Pernikahan Alyonushka dan raja segera berlangsung. Alyonushka menjadi ratu dan
tinggal di istana. Kambing itu tetap berada di kebun.
Pada
suatu hari, raja pergi berburu. Tiba-tiba muncullah seorang wanita penyihir. Ia
membuat ratu menjadi sakit. Dari hari ke hari, tubuhnya semakin kurus dan
pucat. Sejak ratu sakit, seakan semua turut bersedih. Rumput, bunga-bunga, dan
pepohonan layu terkulai.
“Alyonushka,
sakitkah engkau!” tanya raja ketika pulang berburu.
“Ya,”
jawabnya lemah.
Keesokan
harinya, raja pergi lagi berburu. Kesempatan inilah yang ditunggu si wanita
penyihir. Ia mendatangi ratu, katanya, “Pergilah ke danau! Minumlah air itu,
pasti akan sembuh.”
Tanpa
curiga, ia menuruti kata-kata si penyihir. Waktu matahari terbenam, ratu pergi
ke danau. Diam-diam penyihir mengikutinya. Lalu ia mengikat Alyonushka yang
lemah dengan batu. Kemudian, ditenggelamkannya ke dasar danau. Kambing melihat
kejahatan si penyihir. Ia sedih sekali, naun tidak berdaya.
Setelah
ratu tenggelam, penyihir mengubah dirinya menjadi ratu. Sewaktu raja pulang,
dilihatnya ratu telah sembuh. Hati raja gembira karena ia sama sekali tidak
tahu kejadian sebenarnya. Mereka pun makan bersama.
“Di
mana kambing kecilmu?” tanya raja.
“Kita
tidak butuh kambing di sini. Aku usir! Semua jadi bau karenanya,” kata ratu.
Pada
lain hari, raja berburu lagi. Si penyihir mendapat peluang. Ia memukuli kambing
tanpa belas kasihan. Ia hampir mati kalau raja tidak datang.
“Aku
muak dengan kambing itu. Akan kusembelih dia!”
Raja
merasa iba pada kambing. Akan tetapi, ratu mengomel terus menerus. Lama-lama,
raja membiarkan kambing itu dibunuh. Sebelum dibunuh, kambing melihat pisau
yang sedang diasah. Berlarilah ia menemui raja, katanya, “Tuan, izinkan hamba
ke danau. Hamba mau minum dan mandi.”
“Pergilah,
kambing kecil!”
Ia
berlari ke danau tempat kakaknya ditenggelamkan. Sambil menangis, ia
berseru-seru memanggil kakaknya.
“Alyonushka, kakakku sayang. Menyembullah,
adikmu datang.
Hari sudah siang. Esok hari ku tak
bisa datang. Aku takut.”
Terdengar
jawaban kakaknya.
“Ivanushka, sayang. Batu berat membuatku
tenggelam. Dadaku terbelit ular ganas.”
Kambing
itu berlari pulang. Waktu tengah hari, ia mohon izin raja ke danau. Raja
mengabulkannya.
Sesampainya
di danau, ia memanggil kakaknya. Suara tangisnya menyayat hati.
“Alyonushka, kakakku sayang. Menyembullah,
adikmu datang. Hari sudah siang. Esok hari ku tak bisa datang. Aku takut.”
Terdengarlah
jawaban kakaknya.
“Ivanushka, sayang. Batu berat membuatku
tenggelam. Dadaku terbelit ular ganas.”
Mendengar
itu, berlarilah ia pulang. Kemudian, ia minta izin raja ke danau lagi.
“Mengapa
ia bolak-balik ke danau? Ada apakah di sana?”
Karena
ingin tahu, raja diam-diam mengikuti dari belakang. Sesampainya di sana, raja
mendengar kambing memanggil-manggil kakaknya.
“Alyonushka, kakakku sayang. Menyembullah,
adikmu datang. Hari sudah siang. Esok hari ku tak bisa datang. Aku takut.”
Jawab
kakaknya, “Ivamushka, sayang. Batu berat
membuatku tenggelam. Dadaku terbelit ular ganas.”
Kambing
itu mengulangi seruannya. Pada saat itu, Alyonushka muncul di permukaan air.
Raja melihatnya. Dengan tangkas, ia menarik tangannya dan dipegangnya.
Batu
berat dilepaskannya dari punggungnya. Lalu, ia ditarik keluar dari air.
Bertanyalah raja pada Alyonushka yang menderita. Ratu menuturkan bahwa wanita
penyihir yang melakukannya. Mendengar cerita itu, raja sangat marah.
Kemudian,
mereka pulang ke istana. Raja merasa gembira karena ratu telah kembali.
Akhirnya, raja menjatuhkan hukuman mati kepada wanita penyihir. Keluarga raja
kembali hidup bahagia, demikian pula si kambing kecil. Ia tak jadi mati dan
kemudin tinggal bersama kakaknya di kebun.
Komentar
Melalui cerita
ini, kita bisa belajar bersikap sabar dan berbuat kasih. Ivanushka mengabaikan
nasihat kakaknya karena tidak tahan haus. Akibat ketidaksabarannya tersebut, ia
berubah menjadi anak kambing. Dalam menghadapi cobaan, kedua bersaudara itu
terlihat saling menolong dan saling menyayangi. Berkat kasih sayang di antara
keduanya, akhirnya mereka bisa terlepas dari perbuatan jahat penyihir dan
kemudian hidup bahagia.
Sumber:
Rukmi, Maria Indra dan Mu’jizah. 2000. Cerita Rakyat dari Rusia. Jakarta:
Grasindo.
Lihat pula:
Afanasiev, Alexander. 1985. Russian Folktales. Moskow: Raduga.
Animasi dari kisah ini:
(Bahasa Rusia) Сестрица Аленушка и братец Иванушка
(http://www.youtube.com/watch?v=tqnGVXxjsZ0)
(http://www.youtube.com/watch?v=tqnGVXxjsZ0)
Informasi mengenai Eropa Timur (Slavia):
1. Budaya, bahasa, dan pustaka: Blog Jiwa Slavia
2. Film berbahasa Slavia: http://film-jiwaslavia.blogspot.com/
3. Fanpage di Facebook: https://www.facebook.com/JiwaSlavia?fref=ts
0 komentar:
Posting Komentar