Artikel kali ini sedikit berhubungan dengan artikel sebelumnya mengenai kerajaan-kerajaan yang berada di Asia Utara pada abad pertengahan. Setelah Rusia berhasil mengalahkan Kesultanan Sibir pada tahun 1598, maka tidak ada lagi kekuatan besar yang dapat menghalangi penjelajahan Rusia akan Timur Jauh. Tidak sampai dua ratus tahun, seluruh wilayah Asia Utara telah berada di bawah kekuasaan Rusia. Beragam suku penduduk asli ditaklukkan dan diharuskan membayar yasak, yaitu pajak berupa bulu binatang. Bahkan pada puncak kegemilangannya, Rusia berhasil menjadikan Alaska sebagai wilayahnya dengan nama Amerika Rusia, sebelum akhirnya diserahkan kepada Amerika Serikat dengan harga dua sen per ekar pada tahun 1867.
Keluarga Suku Chukchi di Semenanjung Chukotka |
Pada tahun 1642, seorang Kosak bernama Ivan Yerastov sampai di Sungai Alazeya, dan pada 1649, Anadyrsk didirikan sebagai kota berbenteng. Meski demikian, menaklukkan Suku Chukchi merupakan yang paling sulit dan melelahkan bagi Rusia. Mereka menolak membayar yasak meski hanya memiliki senjata sederhana yang terbuat dari kayu, batu, dan tulang. Tiap mereka ditangkap oleh penjelajah Rusia, mereka saling membunuh satu sama lain, memilih mati daripada diperbudak. Rusia pertama kali membujuk Suku Chukchi untuk membayar yasak dengan mengirimkan seorang duta pada tahun 1711, tetapi hal ini tidak berhasil. Pada awal abad ke-18, Rusia telah mendirikan berbagai benteng pada Semenanjung Chukotka, Hingga akhirnya kesabaran Kekaisaran Rusia pun habis dan pada tahun 1727, Ratu Catherine I mengumumkan perang terbuka untuk mengokohkan kekuasaan Rusia di Timur Jauh atas penduduk asli yang tidak mau tunduk.
Penggembala rusa dari Suku Chukchi |
Pada tahun 1730, sepasukan Rusia pimpinan Ataman Shestakov, yang berjumlah 20 Kosak dan 113 penduduk asli (Yakut, Tungus, Koryak), bertempur melawan dua ribu prajurit Chukchi. Pasukan ini kalah telak. Setengah Kosak dan 20 penduduk asli terbunuh, sedangkan sisanya melarikan diri. Suku Chukchi menggunakan pengetahuannya akan wilayah dan bergerak cepat, berpindah kemah sebelum pasukan Rusia dapat menemukan dan menghancurkan mereka.
Suku Chukchi berburu paus |
Sadar bahwa jalan militer hanya akan membuat Suku Chukchi semakin beringas, maka pada 1764 Senat Rusia memutuskan untuk menghentikan perang. Akhirnya diputuskanlah untuk menarik seluruh pasukan Rusia dari Chukotka dan seluruh perbentengan dihancurkan, termasuk pula Anadyrsk. Hancurnya Anadyrsk membantu meredakan amarah penduduk lokal Chukchi. Merawat benteng yang sangat terpencil sangatlah mahal, yang tidak berimbang dengan penerimaan pajak dari penduduk lokal. Akhirnya, Rusia memilih jalan damai yaitu dengan berhubungan dagang dengan Suku Chukchi. Penaklukan secara ekonomi ini ternyata jauh lebih menguntungkan, dan Suku Chukchi menjalin hubungan dagang yang erat dengan Kekaisaran Rusia. Pada tahun 1779, Ratu Catherine I mengumumkan bahwa seluruh Suku Chukchi adalah warga negara Rusia. Pendapatan Rusia dari perdagangan dengan Suku Chukchi bahkan jauh lebih besar daripada pendapatan yang didapat dari pajak.
Sumber
Yegorov, Oleg. 20 Oktober 2017. "Wild, Wild East: How the Russian Empire Failed to Conquer Indigenous Nomads". (https://www.rbth.com/history/326465-wild-east-russia-vs-chukchi-war, diakses pada 29 Desember 2017)
Mei 2011. "The Chukchi people of the Chukchi Sea, the nation of reindeer herders and whale hunters". (http://siberianwonders.com/2011/05/chukchi-people-chukchi-sea-chukotka-nation-of-reindeer-herders-whale-hunters-chukotka-far-east-russia/, diakses pada 29 Desember 2017)
"The Chukchis" (https://www.eki.ee/books/redbook/chukchis.shtml, diakses pada 29 Desember 2017)
"War Between Chukchi and Russians" (https://todiscoverrussia.com/war-between-chukchi-and-russians/, diakses pada 29 Desember 2017)
0 komentar:
Posting Komentar